Rabu, 20 Mei 2020

KONSEP IMAN, ILMU, DAN AMAL

KONSEP IMAN, ILMU, DAN AMAL
Kolaborasi' antara Iman, ilmu, dan amal – O. Solihin

1.1   Latar Belakang

Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan. Dalam agama islam terkandung tiga ruang lingkup, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun iman yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata cara ibadah dan pengamalanya.

Kita sebagai umat Islam sangat dianjurkan untuk selalu menuntut ilmu, baik melalui jenjang sekolah maupun diluar lembaga pendidikan. Menuntut ilmupun akan dinilai sebagai ibadah oleh Allah SWT karena menuntut ilmu merupakan kewajiban kita sebagai umat manusia yang dibekali akal dan pikiran oleh Allah SWT supaya kita dapat bertahan hidup dan memiliki pengetahuan yang luas dan bermanfaat.

Konsep ilmu, iman dan amal dapat kita gunakan, yang dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir kita terhadap mempercayai dan mengamalkan ilmu agama yang kita dapatkan di jenjang pendidikan.  Seperti halnya ilmu mengenai Aqidah Akhlaq yang dapat kita pelajari jenjang pendidikan. Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan sangat menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan hati. Akidah sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap rukun iman,  yaitu iman kepada Allah, Malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari qiamat, dan takdir.

 

1.2   Tujuan

Tujuan pembelajaran materi ini adalah :

1.      Siswa mampu menerapkan dan mengamalkan ilmu, khususnya ilmu agama dilingkungan masyarakat

2.      Memberikan pengarahan dasar kepada siswa bahwa menuntut ilmu haruslah disertai  dengan akal fikiraan dan di amalkan

3.      Membenarkan bahwa konsep ilmu, iman dan amal sangat diperlukan dalam proses menuntut ilmu dan beribadah kepada Allah SWT.

 

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1   Pengertian Iman Ilmu, dan Amal

a.       Pengertian Iman

Secara bahsa Iman artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
 

b.      Pengertian Ilmu

Ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-sia.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu

c.       Pengertian Amal

Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat. Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT.

2.2   Hubungan Antara Ilmu, Iman, dan Amal

a.       Hubungan Ilmu dan Iman

Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat kerusakan.

 

b.      Hubungan Iman dan Amal

Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorang. Artinya orang yang beriman kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa buah.

Dengan demikian seseorang yang mengaku beriman harus menjalankan amalan keislaman, begitu pula orang yang mengaku islam harus menyatakan keislamannya. Iman dan Islam seperti bangunan yang kokoh didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yang menunjukkan nilai nilai keislaman.

 

c.       Hubungan Amal dan Ilmu

Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.

 

2.3   Konsep Ilmu, Iman, dan Amal

Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah SWT memberikan kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan damai kepada semua orang yang mau melakukan amal kebaikan yang diiringi dengan iman, dengan yakin dan ikhlas karena Allah swt semata. Perbuatan baik seseorang tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran Islam perbuatan manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan tentang pelaksanaanya.

Sumber pokok ilmu pengetahuan menurut Islam adalah wahyu dan akal yang keduanya tidak boleh dipertentangkan karena manusia diberi kebebasan dengan mengembangkan akalnya dengan catatan dalam pengembangan tersebut tetap, terikat dengan wahyu dan tidak akan bertentangan dengan syariat Islam. Sehingga ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu ilmu yang bersifat abadi yang tingkat kebenarannya bersifat mutlak dan ilmu yang bersifat perolehan yang tingkat kebenarannya bersifat nisbi(hanya terlihat pasti atau terukur). Tiga macam kewajiban ilmu pengetahuan bagi orang mukmin:

1.      Menuntut ilmu, walaupun sampai ke negeri cina.

2.      Mengamalkannya

3.      Mengajarkan kepada orang lain tanpa pilih kasih

Jadi dalam konsep Ilmu Iman dan Amal yaitu kita dianjurkan untuk menuntut Ilmu sebanyak-banyaknya namun tetap memperhatikan ilmu apa yang harus diperdalam dan dipelajari. Dalam hal ini Allah SWT sangat menganjurkan kita, sebagai umat Islam untuk lebih memperdalam dan memahami akan arti pentingnya ilmu agama. Selain itu dengan kita memperdalam ilmu agama berari kita semakin percaya akan kebesaran Allah dan semakin menauhi segala larangannya (iman semakin kuat). Kemudian ilmu yang kita dapat, hendaknya diamalkan supaya bermanfaat untuk kita maupun untuk orang lain.

HR. Al-Baihaqi mengatakan “Betapa wajib dan pentingnya hubungan sinerki antara iman, ilmu dan amal, sehingga mencari ilmu dalam kondisi apapun dalam orang mukmin merupakan suatu kewajiban yang tak bias diabaikan serta dalam mengamalkannya yang dilandasi iman karena Allah SWT.


Kesimpulan :  Iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).  Ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-sia. amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat. Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Jadi dalam konsep Ilmu Iman dan Amal yaitu kita dianjurkan untuk menuntut Ilmu sebanyak-banyaknya namun tetap memperhatikan ilmu apa yang harus diperdalam dan dipelajari. Dalam hal ini Allah SWT sangat menganjurkan kita, sebagai umat Islam untuk lebih memperdalam dan memahami akan arti pentingnya ilmu agama. Selain itu dengan kita memperdalam ilmu agama berari kita semakin percaya akan kebesaran Allah dan semakin menauhi segala larangannya (iman semakin kuat). Kemudian ilmu yang kita dapat, hendaknya diamalkan supaya bermanfaat untuk kita maupun untuk orang lain.

 




Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Sistem Informasi

Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Sistem Informasi


Selain Ali Imran yang Dikutip Putin, Ini Ayat Alquran tentang ...

Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Sistem Informasi

وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٥٢)

Artinya : “Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat orang-orang yang beriman” (Q.s Al-araf;52).

Berdasarkan atas QS. Al A’raaf: 52 seperti yang sudah disebutkan di atas, Al Qur’an sudah seharusnya diposisikan sebagai sumber informasi, sumber data-data serta sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan alam semesta dengan segala kehidupan yang ada di dalamnya. Dengan demikian kita menjadikan Al Qur’an bukan semata-mata sebagai postulat teologis tetapi sekaligus juga memposisikannya sebagai sumber teori. Elaborasi yang dilakukan terhadap konstruk-konstruk teoritis Al Qur’an yang demikian tadi pada akhirnya akan menghasilkan perumusan-perumusan teoritis yang dapat dipakai untuk membangun perspektif Al Qur’an di dalam memahami realita kehidupan.

Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Sistem Informasi

 

وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٥٢)

Artinya : “Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat orang-orang yang beriman” (Q.s Al-araf;52).

Berdasarkan atas QS. Al A’raaf: 52 seperti yang sudah disebutkan di atas, Al Qur’an sudah seharusnya diposisikan sebagai sumber informasi, sumber data-data serta sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan alam semesta dengan segala kehidupan yang ada di dalamnya. Dengan demikian kita menjadikan Al Qur’an bukan semata-mata sebagai postulat teologis tetapi sekaligus juga memposisikannya sebagai sumber teori. Elaborasi yang dilakukan terhadap konstruk-konstruk teoritis Al Qur’an yang demikian tadi pada akhirnya akan menghasilkan perumusan-perumusan teoritis yang dapat dipakai untuk membangun perspektif Al Qur’an di dalam memahami realita kehidupan. 

Dari QS. Al A’raaf: 52, seperti yang telah disebutkan di atas,  kalimat yang menyatakan Kami jelaskan atas dasar-dasar ilmu pengetahuan dari Kami sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dapat diintepretasikan bahwa cara penyusunan Al Qur’an sudah sesuai dengan dasar-dasar penyusunan karya imiah masa kini. Pola penyusunannya tersebut merupakan petunjuk untuk menggali keilmuan atau rahmat yang berguna di dalam kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan kata-kata ilmu pengetahuan dari Kami mengisyaratkan adanya perbedaan yang menyangkut masalah kelengkapan antara ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan masa kini yang dikembangkan oleh orang-orang Barat.

[Mereka yang enggan mengikuti pada apa yg telah di turunkan Allah Swt.]

 

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُون

Artinya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”(Q.s Al-baqarah 2;170).

setiap sistim pada dasarnyabersifat terbuka, dia bersifat responsif terhadap adanya stimulasi yang disebabkan karena adanya interaksi dengan lingkungan. Karena berasal dari penjelasan Tuhan, maka ayat-ayat kauliah maupun susunannya bersifat konstan, tidak berubah-ubah atau dengan kata lain sudah dibakukan. Pada pihak lain, ayat-ayat kauiniah bersifat dinamis, berubah-ubah terus sesuai dengan kebutuhan hidup manusianya, namun selalu cenderung kembali ke kodratnya dia yang secara total tunduk dan patuh terhadap hukum alam (sunatullah). Adanya kondisi yang demikian ini, maka kajian terhadap Al Qur’an seharusnya juga bersifat dinamis sehingga tetap bersifat responsible terhadap realitas yang dinamis tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Tuhan sendiri melalui beberapa ayatnya menganjurkan bahwa hendaknya manusia  tidak bersikap menutup diri terhadap dinamika yang terjadi di realitas. Anjuran yang demikian tadi lain ditunjukkan oleh ayat berikut ini.

 

Al-Quran memerintahkan manusia untuk terus berusaha meningkatkan ilmunya. Diciptakannya dua obyek ilmu itu adalah untuk mengenalkan yang maha benar yaitu,Allah. Dengan demikian tidak bisa dipisahkan antara ilmu dengan Allah.

1.                 Kanteks Ilmu Menurut Al-Qur’an

Di dunia barat terjadi dikotomi antara fakta dan nilai. Teori ini disebut konsep netralitas ilmu yang berarti terjadi pemisahan antara etika dan ilmu.

Dalam Islam harus terpadu antar ilmu, etika, dan agama. Kita perhatikan firman Allah dalam surat Al-Luqman ayat 20 :

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلا هُدًى وَلا كِتَابٍ مُنِيرٍ (٢٠)

Artinya : “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan” (Q.s Al-luqman;20).

2.      Dasar-dasar Informatika Dalam Wawasan Islam

1.                 Hakikat Informasi

Informasi, maklumat atau apa-apa yang diketahui dinamai informasi pasif. Sedang informasi yang aktif disebut kode. Dan kode bisa disebut data.

Kode dan data bagaikan ilmu dan amal. Kode dan data terdapat pemikiran yang berkaitan dan ini disebut algoritma.

Algoritma menentukan pilihan untuk menghasilkan sesuatu yang berupa program. Hasil program adalah berupa informasi yag kemudian menjadi ilmu.

2.                 Rekayasa Informatika Dalam Pandangan Islam

Proses Informatika dalam suatu computer merupakan hasil rekayasa dengan tujuan tertentu. Dalam merekayasa harus memakai norma-norma Islam yang tidak boleh bertentangan dengan dalil akli dan berdasarkan Al-Quran dan sunnah nabi. Harus bermanfaat bagi manusia.