Rabu, 04 November 2020

Individual Assignment Chapter 1

 

Deskripsi Tugas

1.      Tugas 1 ini adalah tugas individu yang diberikan pada pertemuan ke 1.

2.      Diskusi dengan rekan-rekan mahasiswa sangat disarankan, namun jawaban adalah tanggung jawab masing-masing mahasiswa.

3.      Jawaban diketik dan dikumpulkan dalam bentuk softcopy pada e-learning sampai Rabu, 20 Februari 2019. Perhatikan batas waktu pengumpulan tugas ini. Tidak ada pengumpulan tugas susulan.

4.      Ingatlah selalu mencantumkan daftar referensi/ pustaka yang digunakan atau dijadikan acuan dalam penyelesaian tugas ini.

5.      Jawaban dalam bentuk hard wajib dibawa untuk dibahas pada pertemuan ke 2.

6.      Soal tugas:

·         a.     Bacalah artikel, buku atau referensi terkait yang membahas konsep proses bisnis. Selanjutnya, tuliskan resume yang menjelaskan konsep proses bisnis dengan pola 5W 1H / ADIK SIMBA (Apa yang dimaksud proses bisnis, Dimana saja proses bisnis itu ada dan berperan, Kapan proses bisnis itu dilakukan? Siapa yang terlibat/ berperan penting dalam proses bisnis?, Mengapa proses bisnis penting bagi organisasi?, Bagaimana mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola siklus hidup proses bisnis?)

·         b.     Sebutkan sebuah contoh proses bisnis yang anda ketahui, tuliskan deskripsinya dan gambarkan proses bisnis tersebut menggunakan diagram yang anda kuasai (misalkan saja flowchart, UML Activity Diagram, BPMN atau diagram lainnya). Masing-masing mahasiswa tidak boleh menulis contoh proses bisnis yang sama.

A.    Pengertian Analisis Proses Bisnis.

Analisis proses bisnis merupakan sebuah kajian yang dilakukan guna memperoleh atau mengidentifikasikan sebuah struktur kegiatan kerja yang beraturan dan saling terkait guna memecahkan masalah atau menghasilkan barang dan jasa yang didalam proses tersebut terdapat subproses yang memetakan tugas-tugas tertentu sehingga proses bisnis dapat bejalan dengan baik.  Berikut merupakan Tipe-tipe proses bisnis :

·      Proses manajemen, yaitu proses yang mengendalikan operasional dari sebuah sistem. Contohnya: Manajemen Strategis

·      Proses operasional, yaitu proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai utama. Contohnya: proses pembelian peralatan manufaktur, pengiklanan, pemasaran, dan penjualan.

·      Proses pendukung, merupakan proses yang mendukung proses inti. Contohnya: akunting, rekruitmen, dan pusat bantuan.

Soal Point a.

A.      Konsep Proses Bisnis.

1.      Apa yang dimaksud proses bisnis.

Sedangkan proses bisnis sendiri memiliki definisi yaitu sebuah aktivitas yang terstruktur atau saling terkait satu sama lain yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang dalam proses akhirnya dapat menghasilkan tujuan tertentu sesuai visi dan misi perusahaan atau organisasi. Sebuah proses bisnis selalu mengedepankan efisiensi dan efektifitas yang menjadi sasaran dibentuknya proses bisnis tersebut. Sehingga dalam melaksanakan misinya sebuah organisasi dapat menggunakan proses bisnis yang baik dan menghasilkan output yang baik pula bagi instansi perusahaan atau organisasi.

2.      Dimana saja proses bisnis itu ada dan berperan.

Sebuah proses bisnis dapat berperan dan berjalan bagi sebuah perusahaan bilamana perusahaan tersebut merupakan perusahaan atau organisasi yang bergerak pada bidang penyedia barang dan jasa. Proses bisnis dalam perananya sendiri di sebuah organisasi atau perusahaan merupakan komponen penting yang digunakan oleh perusahaan tersebut untuk mengetahui urutan pelaksanaan proses bisnisnya agar tujuan perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan mencapai strategi bisnis.

3.      Kapan proses bisnis itu dilakukan.

Proses bisnis dapat dilakukan apabila sebuah organisasi atau instansi perusahaan menginginkan adanya perubahan yang signifikan terhadap keberlangsungan proses kerja perusahaan tersebut. Oleh karenanya proses bisnis dapat dibagi menjadi beberapa golongan yang masing-masing prosesnya terfokus pada suatu tujuan tertentu.

Seperti halnya berikut ini :

1)        Integrasi proses bisnis (proses bisnis integrasi)

Adalah bentuk proses bisnis yang merupakan cara untuk melakukan efisiensi perusahaan melalui penerjemahan visi kedalam bentuk strategi dan aksi atau dalam kata lain menggabungkan beberapa proses bisnis menjadi satu, yang kemudian diwujudkan dalam  proses bisnis integrasi.

Contohnya :

a. E-Banking

b. Pendaftaran Mahasiswa Online

c. Ujian Toefl Online

d. E-Commerce

e. E-Goverment

2)        Standarisasi proses bisnis (proses bisnis standar)

Merupakan bentuk penyempurnaan proses bisnis yang telah berjalan sebelumnya, hal ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan proses bisnis yang telah diberlakukan apakah telah mencapai capaian standar apa belum. Jika belum sesuai maka akan dilakukan penyesuaian.

Standarisasi proses bisnis dibagi menjadi 2 proses :

Ø  Standarisasi/perbaikan sistem

Ø  Pengembangan ke tingkat yang lebih kompleks

Contoh dalam proses bisnis standarisasi adalah :

Misalkan Universitas Pendididkan Ganesha ingin megembangkan diri menjadi universitas standar internasional dan ingin mendapatkan sertifikasi ISO, maka perlu melakukan standarisasi proses bisnis yang baik dan sesuai dengan yang tertera pada peraturan Badan Akreditasi Nasional (BAN).

3)        Proses bisnis berbasis teknologi

Merupakan pengembangan proses bisnis yang lebih mengutamakan tingkat efisiensi dengan menerapkan aspek teknologi informasi di semua proses bisnis yang ada. Hal yang melatarbelakngi perusahaan atau organisasi melakukan pengembangan proses bisnis berbasis teknologi adalah : efisiensi dan efektivitas, persaingan bisnis, perkembangan teknologi informasi.

Contohnya :

Proses ujian masuk calon mahasiswa yang masih menggunakan media manual (kertas), kemudian seiring perkembangan teknologi diganti menjadi ujian masuk berbasis komputer atau computer based test, sehingga proses ujian dapat lebih cepat dan mudah diketahui hasilnya.

4)        Riset bisnis

Riset bisnis digunakan untuk mengetahui atau menganalisa proses bisnis guna pengmbangan bisnis. Hal yang melatarbelakangi adanya riset bisnis adalah adanya produk pesaing baru, upgrade produk, persaingan bisnis yang semakin ketat, perbaikan dan pengembangan bisnis.

Contohnya : Perusahaan Microsoft atau Apple setelah meluncurkan suatu produk, maka tim riset yang ada pada perusahaan tersebut akan melakukan penelitian terhadap produk yang telah diluncurkan dengan mencari kelemaahan produk tersebut, apabila ditemukan kegagalan produk, maka tim riset akan menggantikan produk tersebut dengan produk terbarunya lagi.

4.      Siapa yang terlibat atau berperan penting dalam proses bisnis.

Seluruh anggota organisasi dapat berperan penting terhadap berlangsungnya proses bisnis di dalam sebuah perusahaan. Namun manajer juga memegang peranan paling penting dalam mengambil keputusan dalam berlangsungnya proses bisnis. Karena dalam setiap proses bisnis nya terdapat subproses yang dapat menentukan langkah apa yang harus diambil selanjutnya agar output dari proses bisnis tidak menyimpang jauh dari tujuan awal organisasi dan sebelum diterapkannya proses bisnis tersebut.

5.      Mengapa proses bisnis berperan penting dalam sebuah organisasi.

Sebuah proses bisnis dapat berperan penting terhadap keberlangsungan dan kemajuan sebuah organisasi. Karena tujuan utama dibentuknya proses bisnis pada sebuah perushaan adalah untuk mengetahui bahwa sebuah perushaan memiliki proses-proses yang harus diselesaikan agar tujuan organisasi dapat terbentuk dan dapat diwujudkan dengan cara yang efektif dan seefisien mungkin. Dalam hal ini, proses bisnis juga dapat membantu sebuah organisasi untuk memetakan tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu, sehingga visi dan misi organisasi dapat tercapai tepat waktu.

6.      Bagaimana mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola siklus hidup proses bisnis.

Beberapa hal yang dapat dilakukan ketika melakukan identifikasi siklus hidup proses bisnis :

1.      Mempertimbangkan ruang lingkup tugas. Ruang lingkup tugas proses bisnis mengacu pada seberapa luas ruang lingkup tugas yang akan dilakukan oleh manajer dalam menentukan proses bisnis diawal pembentukannya. Hal ini dapat digunakan untuk menganalisis apakah proses bisnis dapat berjalan dengan baik apa tidak, jika sebelumnya manajer memiliki tolak ukur dalam menentukan berjalannya proses bisnis maka analisis kedepannya akan lebih mudah dilakukan.

2.      Mencatat subproses yang ada dalam setiap proses. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar setiap proses bisnis dapat diketahui secara spesifik dan dapat memudahkan mamnajer ataupun anggota organisasi dalam menganalisis proses bisnis.

3.      Mendokumentasikan setiap proses bisnis. Manajer dapat mendokumentasikan proses sebagai daftar langkah-langkah dan kemudian dapat menggambarkannya menggunakan diagram alir (flowchart) ataupun UML Diagram Activity dan lain-lain.  Proses analissis menggunakan metode dokumentasi ini merupakan salah satu metode yang efektif karena dalam proses analisisnya memiliki data yang asangat dapat dipertanggungjawabkan.

4.      Melakukan sesi musyawarah (brainstorm) untuk memperbaiki proses yang telah berjalan. Diskusi antar anggota organisasi dapat menjadi solusi dalam menganalisis proses bisnis yang telah berjalan. Hal ini memungkinkan setiap anggota organisasi memiliki gambaran umum proses bisnis secara menyeluruh. Dalam menanggapi pertukaran pikiran yang ada pada saat sesi musyawarah memungkinkan perubahan struktur proses bisnis seperti penyederhanaan proses atau peningkatan layanan kepada pelanggan.

 

Soal point b.

Contoh kasus proses bisnis beserta diagram alirnya :

Sebuah perusahaan A yang bergerak pada bidang manufaktur ingin merubah strategi pada proses bisnis yang telah dijalankan sebelumnya. Perusahaan ini memiliki beberapa bidang jenis produk yang dihasilkan. Seperti semen, porselen dan kaca. Seiring perkembangan zaman perusahaan tersebut ingin memperbaiki proses bisnis yang telah dijalankan sebelumnya yang masih manual, dikarenakan banyaknya perusahaan pesaing yang semakin berkembang pesat pula. Manajer perusahaan tersebut mulai merencanakan strategi pemasaran baru yang menggunakan website resmi (E-Commerce) dan menggunakan sistem terpadu yang dapat memantau dan mengelola sumber daya perushaan dengan baik atau yang biasa di sebut Enterprise Resource Planning (ERP). Berikut alur proses bisnis yang dijalankan manajer perusahaan tersebut :

1. Melalui Website resmi perusahaan (E-Commerce). Proses bisnis yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui E-Commerce ini adalah perusahan mencoba memasarkan produk yang dihasilkan. Konsumen yang mengunjungi webiste ini dapat mengakses seluruh produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Dalam forum tersebut selain konsumen atau masyarakat biasa yang dapat mengakses, perusahaan lain pun dapat menjalin kerjasama baik dalam hal berlangganan produk, maupun menjual saham perusahaan kepada investor perusahaan ini, jika kedua belah pihak sama-sama menyetujui. Proses yang dapat dilakukan oleh pelanggan jika akan membeli barang pada website ini adalah pelanggan memasukkan informasi secara resmi, berupa data diri, email, no HP, No Rekening dan alamat tinggal. Kemudian pihak perusahaan akan menerima data tersebut dan melakukan validasi terhadap data barang pesanan, jumlah, dan alamat konsumen. Selain itu perusahaan dapat bekerjasama dengan perusahaan lain yang menyediakan layanan jasa antar barang. Sehingga efisiensi waktu dan otomatisasi proses bisnis dapat dilakukan dalam satu halaman website dan tidak memerlukan proses yang sangat rumit. Setelah itu barang yang dipesan konsumen akan langsung diantar, jika proses packing dan distribusi telah selesai.

2. Berikut diagram proses bisnis yang digambarkan menggunakan UML CASE DIAGRAMS

Berikut merupakan penjelasan dan cara baca dari USE CASE DIAGRAM tersebut.

1.      Admin dan konsumen dapat mengakses sistem (E-Commerce) yang di ciptakan oleh perusahaan menggunakan garis Association Relationship. Yaitu garis yang menghubungkan antara aktor dengan sistem (simbol use case). Didalam interaksi tersebut, Admin dapat memberikan jawaban atas segala pertanyaan yang diberikan oleh konsumen. Dan dalam hal ini, admin memiliki akses penuh terhadap setiap perubahan yang ditampilkan oleh sistem.

2.      Peranan Manager di dalam Use Case Diagram tersebut adalah sebagai aktor yang dapat mengambil keputusan  dan menetapkan aturan perusahaan secara penuh didalam proses bisnis tersebut. Manager sesuai dengan diagram diatas, memiliki akses bisnis yang sangat luas. Manager terhubung dan melakukan interaksi dengan use case ERP. Didalam sistem ERP ini, manager dapat mengakses seluruh proses bisnis yang ada, karena antara sub Use Case, yang mewakili proses bisnis terhubung dengan menggunakan garis alir include. Dimana garis alir ini dapat melakukan sebuah aksi atau mengirimkan data, sehingga sebuah event dapat terjadi. Event dalam hal ini dapat dimisalkan sebagai data yang digunakan untuk mengambil keputusan dan memantau proses bisnis yang ada.

3.      Produsen dalam diagram tersebut memiliki akses interaksi terhadap Use Case gudang produksi. Dimana produsen bekerja pada gudang tersebut dan kemudian output dari gudang produksi tersebut terhubung dengan gudang penyimpanan barang. Yang mana pada diagram ini, antara gudang produsen dengan gudang penyimpanan barang dihubungkan dengan simbol alir bernama Extend Relationship. Yang berfungsi sebagai menggambarkan perilaku yang opsional atau yang hanya dijalankan pada kondisi tertentu pada Use Case. Hal ini berarti proses produksi yang dilakukan oleh produsen dalam gudang produksi hanya dapat bejalan ketika ada intruksi dari manager atau dari gudang penyimpanan barang.

4.      Proses bisnis yang selanjutnya adalah dimana pesanan yang diterima oleh admin melalui website E-Commerce akan diproses dan disetujui oleh admin. Kemudian persediaan barang yang dibutuhkan, akan di proses dan admin akan melihat persediaan barang yang ada di gudang penyimpanan. Setelah itu, Admin akan menghubungi pihak kurir, yang telah bekerjasama dengan perusahaan bahwasannya akan ada beberapa barang yang harus diantar. Sesuai dengan instruksi Admin E-Commerce maka pihak kurir akan mengambil barang yang ada di gudang peyimpanan, dengan membawa barang bukti yang berupa kuitansi elektronik maupun slip pembayaran yang sah dari perusahaan.

5.      Kemudian kurir akan mengantarkan barang sesuai pesanan konsumen. Diagram alir yang dignakan oleh Use Case E-Commerce dengan kurir yaitu menggunakan Generalization Relationship. Dimana diaram alir ini memiliki fungsi menggambarkan use case secara khusus kepada use case secara umum. Kemudian diagram alir yang digunakan oleh pihak kurir dengan konsumen sebagai Output  adalah diagram directed asosiation relationship. Dimana diagram ini memiliki fungsi menghubungkan interaksi asosiasi yang dihubungkan hanya dengan satu arah, yaitu ke konsumen.

6.      Diagram proses bisnis tersebut juga dibatasi oleh sebuah boundary system, yang bertujuan untuk membatasi dan menggambarkan jangkauan akses dari sistem tersebut. 




CONDITIONAL DALAM STRUKTUR DATA BAHASA C

 

1.      Tuliskan algoritma yang membaca dua buah bilangan bulat, kemudian menentukan sebuah bilangan terbesar dari kedua bilangan tersebut.

jawaban : 

#include<stdio.h>

int main()

{

     int bil_1, bil_2 ;

     printf("masukkan bilangan pertama : ");

     scanf("%d",&bil_1);

     printf("masukkan bilangan kedua : ");

     scanf("%d",&bil_2);

     if(bil_1>bil_2){

              printf("bilangan terbesar adalah : %d",bil_1);

          }

     else{

              printf("anngka yang terbesar adalah : %d",bil_2);

          }   

Return 0;

}

Hasil Compiler :

2.      Tuliskan algoritma yang membaca tiga buah bilangan bulat, kemudian menentukan sebuah bilangan terbesar dari ketiga bilangan tersebut

jawaban : 

#include<stdio.h>

int main(){

int bil_1, bil_2,bil_3;

     int max;

     printf("masukkan bilangan pertama : ");

     scanf("%d",&bil_1);

     printf("masukkan bilangan kedua : ");

     scanf("%d",&bil_2);

     printf("masukkan bilangan ketiga : ");

     scanf("%d",&bil_3);

     if(bil_1>bil_2)

          {

              max=bil_1;

          }

     else{

                                                max=bil_2;

                                }             

                 if(max<bil_3)

                 {

                                                max=bil_3;

                                }             

                printf("bilangan terbesar adalah : %d",max);

return 0;

}


3.      Karyawan honorer di PT “Maju Mundur Cantik” digaji berdasarkan jumlah jam kerjanya selama satu minggu. Upah per jam misalkan Rp. 2000,00. Bila jumlah jam kerja lebih besar dari 48 jam, maka sisanya dianggap sebagai jam lembur. Upah lembur misalkan Rp. 3000,00/jam. Tulislah algoritma yang membaca jumlah jam kerja seorang karyawan selama satu minggu, kemudian menentukan upah mingguannya.

#include<stdio.h>

int main()

{   

     int jamkerja, sisajam;

     int gajikotor, gajilembur, upah;

     printf("=====================\n");

     printf("PT Maju Mundur Cantik\n");

     printf("oleh achmad irfanda \n");

     printf("=====================\n");

     printf("Masukkann jumlah jam kerja Anda selama seminggu     : ");

     scanf("%d", &jamkerja);

     if(jamkerja>48){

          sisajam=jamkerja-48;

          gajikotor=48*2000;

          gajilembur=sisajam*3000;

          upah=gajikotor+gajilembur;

     }

     else if (jamkerja<=48){

          gajikotor=jamkerja*2000;

          upah=gajikotor; }

     printf("Jumlah Jam Kerja Lembur Anda adalah = %d\n", sisajam);

     printf("Gaji Kotor Anda adalah = %d\n", gajikotor);

     printf("Gaji Lembur Anda adalah = %d\n", gajilembur);

     printf("Upah mingguan Anda adalah = %d\n", upah);

    

return 0;

}

Hasil Compiler :



4. Misalkan karyawan PT “Koka Kola” dikelompokkan berdasarkan golongannya. Upah tiap jam karyawan bergantung pada golongannya (lihat tabel dibawah). Jumlah jam kerja yang normal selama seminggu adalah 48 jam. Kelebihan jam kerja dianggap lembur dengan upah lembur adalah Rp 3000,00 / jam untuk semua golongan karyawan. Buatlah algoritma yang membaca nama karyawan, golongan, dan jumlah jam kerjanya selama seminggu, lalu menghitung gaji mingguanya. 

Golongan

Upah per Jam

A

Rp 4000,00

B

Rp 5000,00

C

Rp 6000,00

D

Rp 7500,00







Jawab : 

#include<stdio.h>

int main(){

    char nama[28];

    char golongan;

    int A,B,C,D;

    int tot,jam_kerja,upah,gol;

    printf("=============================\n");

    printf("PT KOKA KOLA\n");

    printf("=============================\n");

    printf("OLEH : ACHMAD IRFANDA\n");

    printf("masukkan nama anda :\n");

    scanf("%s",&nama);

    printf("masukkan golongan karyawan anda :\n");

    scanf("%s",&gol);

    printf("masukkan jumlah jam kerja anda :\n");

    scanf("%d",&jam_kerja);

     if(golongan==A){

            upah=400;

        }

        else if(golongan==B){

            upah=500;

        }

        else if(golongan==C){

            upah=600;

        }

        else if(golongan==D){

            upah=750;

        }

            if(jam_kerja>=48){

            tot=((jam_kerja-48)*3000)+(upah*48);

            }

            else{

                tot=jam_kerja*upah;

            }

        printf("total upah kerja mingguan anda adalah : %d\n",tot,gol);

return 0;

}

hasil compiler : 



KONSEP TEORI DATA WAREHOUSE

 

2.1 Data Warehouse

Mohammed (2014) mengatakan bahwa data warehouse merupakan database relasional yang dirancang untuk melakukan query dan analisis. Data warehouse biasanya berisi data historis yang berasal dari data transaksi, tetapi juga dapat berisi data dari sumber lain. Sethi (2012) menambahkan bahwa data warehouse merupakan kumpulan teknologi pendukung keputusan yang bertujuan untuk membantu eksekutif, manajer, dan analis untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat. 

Data warehouse menggunakan model data yang didasarkan pada model data multidimensi yang dikenal sebagai data cube. Data cube memungkinkan data dimodelkan dan dilihat dalam berbagai dimensi (Mohammed, 2014). Ilustrasi data cube dapat dilihat pada Gambar 2.1.


2.1.1 Karakteristik Data Warehouse

Data warehouse memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Subject oriented

Data warehouse diatur berdasarkan subjek utama, seperti pelanggan, pemasok, produk, dan penjualan. Data warehouse menyediakan gambaran sederhana dan ringkas seputar masalah subjek tertentu dalam proses pengambilan keputusan (Sethi, 2012).

b. Integrated

Sebuah data warehouse mengintegrasikan data dari berbagai sumber data yang beragam (Sethi, 2012). 

c. Time variant

Data warehouse menyimpan data historis, seperti data 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, atau bahkan lebih dari 12 bulan (Kour, 2015). 

d. Non volatile

Data warehouse memiliki penyimpanan yang terpisah secara fisik dengan lingkungan operasional dan hanya memerlukan 2 operasi, yaitu initial loading of data dan access of data (Sethi, 2012). Data tidak akan berubah hingga data dimuat ke data warehouse (Velicanu & Matei, 2007).  

 

2.1.2 Skema Data Warehouse

Skema data warehouse terletak pada 2 jenis elemen, yaitu fakta dan dimensi. Fakta digunakan untuk menyimpan sebuah measure dan dimensi digunakan untuk menganalisis measure melalui operasi aggregation, seperti

COUNT, SUM, dan AVERAGE (Mohammed, 2014). Masing-masing fakta dan dimensi memiliki tabel yang bernama tabel fakta dan tabel dimensi. Tabel fakta berisi data seputar topik tertentu yang biasanya berhubungan dengan nilai numerik (dapat diukur) yang dikenal dengan measure (Paskarina & Ayub, 2010) dan memiliki 2 atau lebih foreign key yang terhubung ke primary key pada tabel dimensi (Kimball & Ross, 2013, p12). Tabel dimensi berisi data perspektif mengenai suatu entitas (Paskarina & Ayub, 2010) dan didefinisikan oleh sebuah primary key tunggal  (Kimball & Ross, 2013, p13).

Skema data warehouse (Paskarina & Ayub, 2010) merupakan suatu pemodelan yang digunakan untuk data multidimensi dan menggambarkan hubungan antara tabel dimensi dengan tabel fakta dan measure yang digunakan.

Terdapat 3 jenis skema data warehouse, yaitu:

1. Star schema

Star schema merupakan pemodelan yang umum digunakan. Star schema menggambarkan 1 tabel fakta sebagai tabel pusat dan beberapa tabel dimensi yang mengelilinginya, seperti yang terlihat pada Gambar 2.2. 

        2. Snowflake schema

    Snowflake schema merupakan variasi dari star schema. Perbedaannya terletak       pada adanya normalisasi tabel dimensi sehingga tidak berhubungan langsung         dengan tabel fakta, namun berhubungan dengan tabel dimensi yang lain, seperti     yang terlihat pada Gambar 2.3. 


3. Fact constellation schema

Fact constellation schema terdiri dari beberapa tabel fakta yang menggunakan satu atau beberapa tabel dimensi secara bersamaan. Contoh fact constellation schema pada Gambar 2.4 memperlihatkan bahwa terdapat 2 tabel fakta (tabel Sales dan Purchases) yang menggunakan tabel dimensi yang sama (tabel Time dan Product). 

2.1.3 Extract, Transform, and Load (ETL)

Data warehouse mengintegrasikan data dari beberapa sumber informasi yang beragam dan mentransformasikan ke dalam representasi multidimensi untuk aplikasi pendukung keputusan (Gothwal, 2014). Karena itu, perlu dilakukan proses Extract, Transform, and Load (ETL) dalam membangun sebuah data warehouse (El-Sappagh, Hendawi, & Bastawissy, 2011). Proses ETL memiliki 3 langkah utama, yaitu: 

1. Extract

Langkah pertama dalam membangun data warehouse adalah mengekstrak data dari beberapa sumber data yang akan digunakan di dalam data warehouse

2. Transform

Setelah proses ekstraksi data dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan transformasi data. Proses dalam transformasi data melibatkan proses data cleansing untuk mendapatkan data yang akurat, benar, lengkap, konsisten, dan tidak ambigu. Proses transformasi data (Prihatin, 2013) juga dilakukan dengan menggabungkan data yang berasal dari sumber yang berbeda. 

3. Load

Langkah terakhir dari proses ETL adalah memuat data yang telah diekstrak dan ditransformasi ke tabel dimensi dan tabel fakta pada data warehouse.

 

2.1.4 Data Warehouse sebagai Sarana Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Sistem pendukung pengambilan keputusan (dikenal dengan Decision Support System atau DSS) merupakan sebuah sistem yang membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data untuk tujuan analisis dan prediksi, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan (Rupnik & Kukar, 2007). Selama dekade terakhir, telah terjadi transisi untuk pendukung keputusan dengan menggunakan data warehouse karena lebih dapat diandalkan untuk mendukung keputusan (Deshmukh & Shelke, 2013). Data warehouse mendukung analisis bisnis dan pengambilan keputusan dengan mengubah data menjadi informasi yang bermakna, sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis yang lebih substantif, akurat dan konsisten (Pathak, Singh, & Oberoi, 2013).  

             2.2    Online Analytical Processing (OLAP)

Perangkat dari data warehouse yang bernama OLAP (Online Analytical Processing) dapat digunakan untuk menganalisis data dan menyediakan informasi yang dibangun berdasarkan model data multidimensi (Paskarina & Ayub, 2010). OLAP dapat mengatur dan menyajikan data dalam berbagai format sesuai kebutuhan dari pengguna (Parekh, 2013). 

OLAP mengelola data historis dalam jumlah besar dengan fasilitas untuk summarization dan aggregation, sehingga membuat data lebih mudah untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. OLAP menggunakan model star schema atau snowflake schema, menangani informasi yang berasal dari organisasi yang berbeda, dan mengintegrasikan informasi dari beberapa data store (Sethi, 2012). Kavitha & Babu (2013) mengatakan bahwa OLAP menyediakan data ringkasan dan menghasilkan perhitungan yang kaya. Sebagai contoh, OLAP dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti “How do sales of mutual funds in North America for this quarter compare with sales a year ago? What can we calculate for sales next quarter? What is the trend as exact by percent change?

OLAP dapat menganalisis data dengan menggunakan beberapa operasi berikut (Paskarina & Ayub, 2010).

a. Roll up

Operasi roll up digunakan untuk melihat data secara keseluruhan melalui pengelompokan data. Gambar 2.5 merupakan contoh operasi roll up untuk melihat data secara keseluruhan yang dikelompokkan berdasarkan negara

(country) dari masing-masing kota (city). 



b. Drill down

Operasi drill down digunakan untuk menjabarkan data lebih detail sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih rinci. Gambar 2.6 merupakan contoh operasi drill down untuk menjabarkan data lebih detail, yaitu data setiap kuartal (quarter) dijabarkan menjadi data bulanan (month).  

c. Slice

Operasi slice digunakan untuk membagi data terhadap suatu dimensi tertentu sehingga dapat berfokus pada perspektif yang diinginkan. Gambar 2.7 merupakan contoh operasi slice untuk membagi data terhadap dimensi customer dimana kota (city) yang dipilih adalah Paris.

d. Dice

Operasi dice digunakan untuk membagi data terhadap 2 dimensi atau lebih sehingga dapat memfokuskan perspektif dalam bentuk 3 dimensi. Gambar 2.8 merupakan contoh operasi dice untuk membagi data terhadap dimensi customer dan dimensi time, dengan kota (city) yang dipilih adalah Paris atau Lyon dan kuartal (quarter) yang dipilih adalah Q1 atau Q2. 

e. Pivot

Operasi pivot digunakan untuk merotasi data sehingga dapat memberikan alternatif penyajian data, seperti yang terlihat pada Gambar 2.9.

2.3 Metodologi Pengembangan Data Warehouse

Kimball & Ross (2010, pp 210-215) mengatakan terdapat 9 langkah dalam membangun sebuah data warehouse, yang dikenal dengan nine-step design methodology. Jika langkah-langkah dalam nine-step design methodology dilakukan secara sistematis, maka dapat membangun sebuah data warehouse yang baik. Kesembilan langkah tersebut adalah:

1. Choose the process

Proses yang dipilih mengacu pada subjek masalah dari proses bisnis tertentu dan dapat menjawab pertanyaan permasalahan bisnis yang

penting.

2. Choose the grain

Pemilihan grain berarti menentukan apa yang direpresentasikan pada sebuah record pada tabel fakta. Grain (Kimball & Ross, 2013, p71) menyampaikan tingkat detail yang berhubungan dengan measure pada tabel fakta dan memberikan jawaban atas pertanyaan “Bagaimana menggambarkan 1 baris tunggal dalam tabel fakta?” Setelah memilih grain, maka dimensi-dimensi yang terkait dengan proses bisnis dapat didiskusikan. Contoh dari grain adalah:

a.       Satu baris per scan produk pada transaksi penjualan pelanggan

b.      Satu baris per item pada tagihan dari dokter

c.       Satu baris per boarding pass yang dipindai di gerbang bandara

d.      Satu baris per snapshot harian dari persediaan untuk setiap item di gudang

e.       Satu baris per rekening bank setiap bulan 

3. Identify and conform the dimensions

Dimensi sebaiknya dipilih sesuai dengan kebutuhan data warehouse. Jika dimensi digunakan pada lebih dari 1 proses bisnis, maka atribut dalam dimensi harus disesuaikan (conformed) agar dimensi tersebut dapat digunakan bersama. Kebutuhan untuk menyesuaikan dimensi untuk beberapa proses bisnis sangat kuat, sehingga harus berhati-hati dalam menentukan dimensi yang diperlukan. Jika tugas ini dilakukan dengan benar, maka proses bisnis dapat dibangun pada waktu dan oleh tim yang berbeda, serta dapat digabungkan menjadi data warehouse secara keseluruhan.

4. Choose the facts

Grain dari tabel fakta menentukan fakta apa yang akan digunakan untuk masing-masing proses bisnis. Fakta dapat ditambahkan ke tabel fakta kapan pun selama grain konsisten dengan tabel fakta. 

5. Store pre-calculations in the fact table

Setelah tabel fakta dipilih, masing-masing tabel fakta sebaiknya diperiksa ulang apakah masih ada peluang untuk melakukan perhitungan awal. Jika masih ada peluang untuk melakukan perhitungan awal, maka perhitungan awal tersebut disimpan ke dalam tabel fakta. Sebagai contoh, kebutuhan untuk menyimpan perhitungan awal terjadi ketika fakta terdiri dari laporan laba rugi. Situasi ini akan sering muncul ketika tabel fakta didasarkan pada tagihan pelanggan seperti pada Gambar 2.10. Nilai extended net price diperoleh dengan melakukan perhitungan awal (extended list price dikurangi dengan allowances dan discount) dan disimpan ke tabel fakta. 

6. Round out the dimension tables

Pada tahap ini, tabel fakta telah selesai dibuat dan teks deskripsi yang mudah dimengerti ditambahkan pada tabel dimensi, seperti menambahkan deskripsi atribut dari tabel dimensi.

7. Choose the duration of the database

Pemilihan durasi database disesuaikan dengan kebutuhan informasi historis yang diperlukan. Durasi yang dipilih bervariasi, seperti 1 tahun sebelumnya, 2 tahun sebelumnya, 3 tahun sebelumnya, atau bahkan lebih dari 3 tahun sebelumnya.

8. Determine the need to track slowly changing dimensions

Kebutuhan untuk dapat melacak perubahan pada dimensi (slowly changing dimension) perlu ditentukan karena perubahan atribut pada dimensi dapat terjadi seiring dengan waktu. Terdapat 3 jenis tipe penanganan slowly changing dimension, yaitu:

 

a. Tipe 1

Penanganan slowly changing dimension tipe 1 akan menimpa (overwrite) atribut dari dimensi yang berubah. Ilustrasi slowly changing dimension tipe 1 dapat dilihat pada Gambar 2.11.

b. Tipe 2

Penanganan slowly changing dimension tipe 2 akan membuat sebuah record yang baru pada tabel dimensi jika terjadi perubahan pada atribut dimensi dan histori data akan tersimpan dengan primary key yang berbeda. Ilustrasi slowly changing dimension tipe 2 dapat dilihat pada Gambar 2.12.


c. Tipe 3

Penanganan slowly changing dimension tipe 3 akan membuat sebuah field (kolom) yang baru ketika terjadi perubahan pada atribut dimensi, mengisi field baru tersebut dengan nilai yang lama, dan nilai yang baru akan menggantikan nilai yang lama. Ilustrasi slowly changing dimension tipe 3 dapat dilihat pada Gambar 2.13.

 



 

9. Decide the physical design

Pada tahap ini, masalah-masalah dalam physical design yang meliputi prosedur administrasi, backup, dan keamanan pada data warehouse akan dibahas atau ditentukan.

 

             2.4    Hasil Penelitian Terkait

Berdasarkan sebuah penelitian yang berjudul “The Study on Data Warehouse Design and Usage” (Mankad & Dholakia, 2013), data warehouse dapat memberikan keunggulan kompetitif dengan menyajikan informasi yang relevan dan dapat meningkatkan produktivitas bisnis karena mampu mengumpulkan informasi yang akurat dengan cepat dan efisien. Data warehouse memfasilitasi manajemen hubungan dengan pelanggan karena memberikan pandangan yang konsisten dari pelanggan dan barang di semua lini bisnis, departemen, dan pasar. Data warehouse dapat memberikan pengurangan biaya dalam melacak tren dan pola dalam waktu yang lama. Selain itu, data warehouse dapat diterapkan di berbagai bidang dan memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan seperti yang disajikan pada Tabel 2.1. 

 

Tabel 2.1 Penelitian Penerapan Data Warehouse Sebelumnya

Penelitian

Organisasi/Perusahaan

Manfaat

Paskarina & Ayub (2010)

Departemen Kesehatan PT. Ateja Multi Industri

Menghasilkan informasi kesehatan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan karyawan, pemantauan kuota jaminan kesehatan karyawan, dan pemantauan kesehatan serta kinerja karyawan dalam suatu departemen

Darudiato (2010)

Cemerlang Skin Care

Menjadikan data yang tersebar di berbagai cabang terintegrasi dan dalam bentuk yang lebih ringkas, sehingga pihak eksekutif dapat menganalisis dan mengambil

keputusan dengan lebih cepat

Oktavia (2011)

PT. Atlas Transindo Raya

Membantu pihak eksekutif perusahaan dalam kegiatan analisis laporan yang dihasilkan dari berbagai dimensi dan digunakan sebagai alat untuk menganalisis tren atau kecenderungan yang terjadi pada jasa pengiriman melalui penggunaan dashboard

Prihatin (2013)

Politeknik Negeri

Lhokseumawe

Pimpinan dapat melihat tren di dalam penerimaan calon mahasiswa baru dan dijadikan sebagai sarana pengambilan keputusan