Rabu, 20 Mei 2020

ANALISIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM RUANG KERJA

ANALISIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM RUANG KERJA

Komunikasi

1.1         Pranala Luar Komunikasi Interpersonal Dan Gambaran Umum Komunikasi Interpersonal  Dalam Dunia Kerja Sistem Informasi.

Komunikasi antarpribadi (interpersonal Comunication), merupakan komunikasi yang dilakukan Antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun suatu organisasi (bisnis atau nonbisnis), dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami (informal) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam lingkup dunia kerja sistem informasi, jenis komunikasi yang digunakan oleh manajer dan karyawan adalah komunikasi bisnis, dimana pengertian komuikasi bisnis itu sendiri adalah komunikasi yang dilakukan antar manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, yang berkaitan dengan pertukaran barang/jasa untuk memperoleh profit. Jadi dapat disimpulkan bahwa, dalam lingkup dunia kerja sistem informasi  Mengembangkan komunikasi bisnis didalamnya, dimana ruang lingkup komunikasi bisnis sangat luas, yang berkaitan dengan pengutaraan, penyaluran, dan pertukaran gagasan-gagasan.  Lima lingkup pokok komunikasi bisnis yaitu :

1.      Bentuk komunikasi, bentuk komunikasi bisnis memerlukan penguasaan dan pemahaman penggunaan segala bentuk komunikasi, baik menerima maupun mengirim pesan.

2.      Keterampilan komunikasi, kita tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik jika tidak mampu untuk merasakan, menghayati dan memahami, apa yang ada dalam pikiran atau perasaan komunikan.

3.      Faktor psikologis, kepribadian, penampilan, reputasi, cara berpakaian, kenatangan.

4.      Proses komunikasi, sumber komunikasi; komunikator; pesan; chanel; komunikan; dampak.

5.      Ilmu-ilmu penunjang seperti, bahasa, psikologi, sosiologi, teknologi.

Bentuk komunikasi interpersonal yang digunakan dalam ruang kerja sistem informasi menggunakan bentuk komunikasi verbal, dimana komunikasi ini digunakan dengan tujuan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis,dengan pihak lain secara tertulis (written), ,maupun lisan (oral). Komunikasi dalam lingkup dunia kerjaa yang efektif sangat bergantung pada keterampilan seseorang dalam mengirim, maupun menerima pesan. Secara umum penyampaian pesan bisnis dalam dunia kerja sistem informasi dapat menggunakan tulisan maupun lisan, dan untuk penerima pesan dapat menggunakan pendengaran maupun bacaan.

Sebagai gambaran umum komunikasi yang dilakukan dalam dunia kerja yaitu, komunikasi yang dilakukan manajer dengan karyawan dalam sebuah rapat khusus. Manajer menjelaskan atau mempresentasikan mengenai materi atau agenda yang dibahas dalam rapat tersebut, kemudian karyawan menerima pesan dan menanggapi manajer sesuai dengan pesan yang telah disampaikan. Bentuk Interaksi tersebut sudah dapat digolongkan kedalam bentuk komunikasi intra personal. Diamana individu didalamnya saling berinteraksi untuk mencapai pemahaman masing-masing yang disampaikan dan diterima.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi mempengaruhi proses dan kinerja para karyawan yang ada didalamnya. Mengenai hal terssebut merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin mempegaruhi, memotivasi, mengarahkan dan mengendalikan perilaku bawahannya dengan cara-cara tertentu sehingga bawahannya dapat menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu sesuai dengan gambaran umum(contoh komuniksasi yang dijelaskan) diatas merupakan komunikasi interpersonal secara partisipatif, dimana asumsi yang disampaikan oleh manajer (narasumber) dapat digunakan sebagai bahan diskusi oleh seluruh karyawan yang menghadiri rapat tersebut, dan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan.

Dalam siklus komunikasi interpersonal di dunia kerja sistem informasi, terdapat beberapa macam proses pemahaman yang dilakukan oleh manajer dan karyawan dalam menyampaikan pendapatnya masing-masing. Seperti pemaaman diri yamg dilakukan oleh seorang manajer. Dimana seorang manajer harus mampu menilai apa saja kekuatan yang dimilikinya dan juga kelemahan yang ada pada dirinya. Kemampuan manajer memahami diri yang lebih baik akan membantunya dalam mengembangkan diri diamasa depan. Begitupun dengan karyawan, dengan pemahaman akan dirinya sendiri, karyawan akan mampu menentukan seberapa batas kemampuannya dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan karyawan lainnya.dengan keterbatasan tersebut karyawan dapat menilai seberapa mampu beliau dalam berkmunikasi dan kemampuan tersebut akan bertamah apabila terus berlatih dan terus dikembangkan.

1.2         Contoh Kasus, Dan Analisis Komunikasi Interpersonal Dalam Ruang Kerja Sistem Informasi.

Komunikasi dalam sebuah organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting, dimana melalui komunikasi tersebutlah interaksi yang tersusun dengan baik dapat terlaksana. Komunikasi antar pribadi dibutuhkan untuk memelihara hubungan yang baik sesama karyawan maupun dengan bawahan, dan atasan. Komunikasi anatr pribadi yang efektif juga dapat mengatasi perbedaan pendapat dan ketegangan dalam lingkungan kerja. Perbedaan pendapat yang ada dalam suatu oranisasi yang disebabkan kesalah pahaman oleh karyawan dengan manajer atau karyawan dengan karyawan merupakan salah satu bentuk masalah komunikasi interpersonal yang ada di lingkup kerja sistem informasi.

Kasus 1.

Masalah : Seorang IT manajer memberikan perintah kepada karyawannya untuk membuat rancangan flowchart basis data terbaru mengenai sistem informasi di peusahaannya. Namun karena due date pengumpulan lembar kerjanya tidak disampaikan oleh manajer maka karyawan tersebut menunda pengerjaan flowhart tersebut sehingga pada saat yang bersamaan pula, 2 minggu setelah pemberian tugas itu, manajer meminta pertaggung jawaban pengumpulan flowchart tersebut. Dan kemudian terjadi konflik di dalam organisasi itu yang akhirnya menyebabkan risiko karyawan di pecat oleh manajer perusahaan tersebut karena menunda dan tidak tepat waktu dalam pengerjaan tugas.

Solusi : pada kasus diatas dapat disimpulkan bahwa masalah utama terletak pada kesalahpahaman (miss Comunication) Antara manajer dengan karyawan. Dimana manajer lalai dalam memberikan due date pengumpulan kerja dan karyawan yang lalai dalam mengerjakan tugas yang diperintahkan (menunda tugas) yang diberikan. Dalam hal ini penyampaian informasi yang baik sangat diperlukan oleh manajer dan bergitupula oleh karyawan dalam menangkap informasi. Yang disampaikan oleh manajer. Manajer (individu) dalam menyampaikan informasi memiliki tujuan dan harapan. Slah satu tujuannya adalah ketika manajer menyampaikan hal tersebut manajer berharap bahwa karyawan dapat menerima perkerjaan tersebut dan menjalankannya tanpa adanya kesalahpahaman yang terjadi, seperti yang diceritakan pada masalah diatas tersebut. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan agar mencegah terjadinya Miss Comunication dalam dunia kerja :

1.      Mendengarkan pembicaraan sampai selesai.

2.      Mempunyai kesimpulan yang tepat.

3.       Focus pada pembicaraan

4.      Bertanya apabila pesan yang disampaikan kurang jelas.

Kasus 2.

Masalah : seorang yang bekerja di sebuah perusahaan dan menempati posisi sebagai salah satu web developer perusahaan tersebut mendapatkan tugas untuk membauat design website yang diperintahkan oleh manajernya. Namun setelah beberapa hari kemudian terjadi masalah terhadap pengerjaan design website yang dikerjakannya. Karena salah satu karyawan lain yang berprofesi sama merasa iri hati dan tidak senang dengan tugas yang hanya diberikan kerpada dia oleh manajer tersebut. Kemudian terjadi konflik-konflik ringan setiap harinya Antara kedua karyawan itu dan pada ahirnya pada saat manajer memeriksa projek kerja yang diberikan kepadanya, tugas tersebut tidak selesai tepat pada waktunya. Dan menyebabkan karyawan tersebut di pecat dari pekerjaanya itu.

Solusi :  setiap karyawan yang  bekerja pada sebuah perusahaan tidak mentup kemungkinan akan terjadi konflik diantara karyawan yang satu dengan yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut, komunikasi yang baik diantara karyawan dapat diberlakukan dan dengan hati yang ikhlas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi permasalahan yang ada semakin memanjang. Beberapa solusi yang digunakan dalam menghadapi masalah seperti ini adalah, menghilangkan ego Anda. Anda tidak harus menyukai rekan kerja tersebut, tidak harus memenangkan setiap perdebatan, namun Anda harus selalu dapat bekerja sama denngannya. Ingatlah bahwa kalian ada di bawah satu perusahaan yang sama. Tetaplah bersikap baik walau Anda merasa itu tidak akan mencairkan suasana. Tanyakan pada diri Anda, apakah ada sesuatu mengenai rekan kerja tersebut yang anda kagumi dan dapat Anda puji? Adakah suatu masalah yang barangkali dapat dibantu dengan nasihat rekan kerja tersebut? Namun jika memang tidak ada, mungkin memang perilaku rekan kerja tersebut menyebalkan, dan tidak ada yang dapat mengubahnya kecuali dirinya sendiri. Pikirkan saja cara agar Anda tidak terganggu dengan rekan kerja menyebalkan tersebut dan lebih fokus pada pengembangan diri sendiri.

Kasus 3.

Masalah : suatu perusahaan memperkerjakan 2 karyawan dengan keahlian yang sama, yaitu sebagai developer. Suatu hari kedua karyawan tersebut mendpatkan pekerjaan yang berbeda  namun manajer perusahaan terserbut kurang puas dengan kinerja yang dilakukan oleh karyawan 1. Padahal karyawan 1 telah mengerjakan tugasnya dengan sangat baik.

Solusi : Hal yang sangat lumrah jika bos Anda ingin mengetahui pencapaian Anda, namun, realitanya sangat sedikit yang dapat mengetahui dengan sendirinya. Anda tidak dapat duduk diam dan mengharapkan bos Anda memuji keberhasilan Anda. Cobalah sedikit menyinggung hal-hal yang telah Anda kerjakan yang menurut Anda adalah sebuah pencapaian besar. Ceritakan pengalaman klien yang puas dengan pekerjaan Anda di minggu lalu, sehingga bos Anda lebih menyadari bahwa ia memiliki karyawan yang cerdas dengan berbagai pencapaian. Tentunya lakukan dengan penuh kesederhanaan, dan tetap ingat Anda tidak memerlukan pujian untuk setiap hal kecil yang Anda lakukan.

 

Daftar pustaka

1.      http://www.kampuscenter.com/prospek-kerja-lulusan-sistem-informasi/ diuplod oleh campus center pada 22 april 2016

2.      https://mebiso.com/5-cara-menghindari-miscommunication-dengan-karyawan/

3.      https://www.duniakaryawan.com/masalah-di-tempat-kerja/

4.      (Irwansyah, 2017)

 


KONSEP IMAN, ILMU, DAN AMAL

KONSEP IMAN, ILMU, DAN AMAL
Kolaborasi' antara Iman, ilmu, dan amal – O. Solihin

1.1   Latar Belakang

Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan. Dalam agama islam terkandung tiga ruang lingkup, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun iman yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata cara ibadah dan pengamalanya.

Kita sebagai umat Islam sangat dianjurkan untuk selalu menuntut ilmu, baik melalui jenjang sekolah maupun diluar lembaga pendidikan. Menuntut ilmupun akan dinilai sebagai ibadah oleh Allah SWT karena menuntut ilmu merupakan kewajiban kita sebagai umat manusia yang dibekali akal dan pikiran oleh Allah SWT supaya kita dapat bertahan hidup dan memiliki pengetahuan yang luas dan bermanfaat.

Konsep ilmu, iman dan amal dapat kita gunakan, yang dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir kita terhadap mempercayai dan mengamalkan ilmu agama yang kita dapatkan di jenjang pendidikan.  Seperti halnya ilmu mengenai Aqidah Akhlaq yang dapat kita pelajari jenjang pendidikan. Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan sangat menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan hati. Akidah sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap rukun iman,  yaitu iman kepada Allah, Malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari qiamat, dan takdir.

 

1.2   Tujuan

Tujuan pembelajaran materi ini adalah :

1.      Siswa mampu menerapkan dan mengamalkan ilmu, khususnya ilmu agama dilingkungan masyarakat

2.      Memberikan pengarahan dasar kepada siswa bahwa menuntut ilmu haruslah disertai  dengan akal fikiraan dan di amalkan

3.      Membenarkan bahwa konsep ilmu, iman dan amal sangat diperlukan dalam proses menuntut ilmu dan beribadah kepada Allah SWT.

 

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1   Pengertian Iman Ilmu, dan Amal

a.       Pengertian Iman

Secara bahsa Iman artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
 

b.      Pengertian Ilmu

Ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-sia.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu

c.       Pengertian Amal

Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat. Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT.

2.2   Hubungan Antara Ilmu, Iman, dan Amal

a.       Hubungan Ilmu dan Iman

Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat kerusakan.

 

b.      Hubungan Iman dan Amal

Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorang. Artinya orang yang beriman kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa buah.

Dengan demikian seseorang yang mengaku beriman harus menjalankan amalan keislaman, begitu pula orang yang mengaku islam harus menyatakan keislamannya. Iman dan Islam seperti bangunan yang kokoh didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yang menunjukkan nilai nilai keislaman.

 

c.       Hubungan Amal dan Ilmu

Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.

 

2.3   Konsep Ilmu, Iman, dan Amal

Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah SWT memberikan kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan damai kepada semua orang yang mau melakukan amal kebaikan yang diiringi dengan iman, dengan yakin dan ikhlas karena Allah swt semata. Perbuatan baik seseorang tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran Islam perbuatan manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan tentang pelaksanaanya.

Sumber pokok ilmu pengetahuan menurut Islam adalah wahyu dan akal yang keduanya tidak boleh dipertentangkan karena manusia diberi kebebasan dengan mengembangkan akalnya dengan catatan dalam pengembangan tersebut tetap, terikat dengan wahyu dan tidak akan bertentangan dengan syariat Islam. Sehingga ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu ilmu yang bersifat abadi yang tingkat kebenarannya bersifat mutlak dan ilmu yang bersifat perolehan yang tingkat kebenarannya bersifat nisbi(hanya terlihat pasti atau terukur). Tiga macam kewajiban ilmu pengetahuan bagi orang mukmin:

1.      Menuntut ilmu, walaupun sampai ke negeri cina.

2.      Mengamalkannya

3.      Mengajarkan kepada orang lain tanpa pilih kasih

Jadi dalam konsep Ilmu Iman dan Amal yaitu kita dianjurkan untuk menuntut Ilmu sebanyak-banyaknya namun tetap memperhatikan ilmu apa yang harus diperdalam dan dipelajari. Dalam hal ini Allah SWT sangat menganjurkan kita, sebagai umat Islam untuk lebih memperdalam dan memahami akan arti pentingnya ilmu agama. Selain itu dengan kita memperdalam ilmu agama berari kita semakin percaya akan kebesaran Allah dan semakin menauhi segala larangannya (iman semakin kuat). Kemudian ilmu yang kita dapat, hendaknya diamalkan supaya bermanfaat untuk kita maupun untuk orang lain.

HR. Al-Baihaqi mengatakan “Betapa wajib dan pentingnya hubungan sinerki antara iman, ilmu dan amal, sehingga mencari ilmu dalam kondisi apapun dalam orang mukmin merupakan suatu kewajiban yang tak bias diabaikan serta dalam mengamalkannya yang dilandasi iman karena Allah SWT.


Kesimpulan :  Iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).  Ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-sia. amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat. Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Jadi dalam konsep Ilmu Iman dan Amal yaitu kita dianjurkan untuk menuntut Ilmu sebanyak-banyaknya namun tetap memperhatikan ilmu apa yang harus diperdalam dan dipelajari. Dalam hal ini Allah SWT sangat menganjurkan kita, sebagai umat Islam untuk lebih memperdalam dan memahami akan arti pentingnya ilmu agama. Selain itu dengan kita memperdalam ilmu agama berari kita semakin percaya akan kebesaran Allah dan semakin menauhi segala larangannya (iman semakin kuat). Kemudian ilmu yang kita dapat, hendaknya diamalkan supaya bermanfaat untuk kita maupun untuk orang lain.

 




STRATEGI MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL

STRATEGI MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL

 

Arti Identitas Nasional, Fungsi, Tujuan dan Perannya - - Berita ...

1.1   Latar Belakang Pentingnya Upaya Mempertahankan Identitas Nasional

Pada saat ini, dimana masa perkembangan zaman memasuki era globalisasi yang kian merambah ke seluruh lapisan masyarakat atau yang biasa disebut Revolusi Industri 4.0, Negara-Negara berkembang akan dihadakan dengan banyak persoalan, ketika IPTEK dan daya saing yang kurang berkembang dengan keadaan zaman maka persoalan yang seringkali dialami Negara-negara berkembag adalah : krisis ekonomi, krisis identitas, konflik horizontal, konflik multikultur, disinterasi bangsa, kekerasan, kriminalitas dan lain sebagainya.

Dalam menghadapi persoalan tersebut, kita yang merupakan WNI yang arif, tidak sepatutnya takut akan perkembangan Zaman yang akan terjadi dalam waktu dan tempo yang sangat cepat ini. Yang harus kita fikirkan dengan matang-matang adalah, bagaimana cara kita menghadapinnya dan selalu berusaha berfikir positive terhadap perkembangan zaman ini. Hal yang tak kalah penting adalah lunturnya nilai-nilai kebangsaan, dan sifat partiotisme dalam jiwa remaja. Seperti yang kita tahu bahwa pada perkembangan zaman atau yang biasa kita sebut Revolusi Industri 4.0 banyak sekali pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia dan  tanpa adanya filtrasi alami yang diciptakan oleh masing-masing individu, sehingga dapat pula menyebabkan tergerusnya identitas nasional yang ada dan telah diterapkan sejak dulu.

1.2   Tujuan Pembuatan Artikel

Adapun tujuan pembuatan artikel ini adalah :

1.    Memperkenalkan akan pentingnya mempertahankan Identitas Nasional di kalangan remaja dan seluruh lapisan masyarakat.

2.    Membentuk upaya mawas diri dalam kaitannya dengan arus globalisasi yang masuk dan tentunya akan menggerus jati diri identitas nasional

3.    Memberikan petunjuk dan program bagaimana cara mempertahankan identitas nasional yang baik.

2.1   Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional berasal dari kata identity yang berarti ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada sesuatu yang membedakan dengan yang lain dan kata nasional yang berarti kelompok lebih besar yang diikat oleh kesamaan fisik seperti budaya, agama, dan bahasa dan kesamaan non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Pada hakikatnya identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dengan suatu ciri khas yang menjadikannya berbeda dengan bangsa lain. Dengan demikian, identitas nasional menunjuk pada jati diri yang bersumber dari nilai-nilai budaya suatu bangsa sehingga identitas nasional memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan nasional.

Identitas nasional bangsa Indonesia adalah identitas yang bersumber dari nilai luhur Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Identitas tersebut menunjuk pada lambang, simbol atau identitas yang bersifat nasional seperti bahasa Indonesia, bendera merah putih, lagu Indonesia Raya, Garuda Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika. Guna menjaga identitas nasional, maka rasa cinta tanah air dan integrasi nasional menjadi satu hal yang penting.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kaitannya dengan menjaga identitas nasional itu sangatlah penting dan memang dibutuhkan untuk menjaga keutuhan Bhineka Tunggal Ika dan kesatuan NKRI.

2.2   Usur-unsur Identitas Nasional :

Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentukan identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.

1. Suku bangsa, adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang mana coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.

2. Agama, bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agam resmi negara namun sejak pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

3. Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunaan oleh pendukungpendukung untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4 Bahasa, merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Selanjutnya unsur identitas nasional dirumuskan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Identitas fundamental, yaitu Pancasila sebagai falsafah bangsa, dasar negara dan ideologi negara. 

2. Identitas instrumental, yaitu UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan“Indonesia Raya”.

3. Identitas alamiah, yaitu ruang hidup bangsa sebagai negara kepulauan yang pluralis dalam suku, bahasa, agama, dan kepercayaan.

2.3   Upaya Filtrasi Pengikisan Identitas Nasional Oleh Arus Globalisasi.

Kemajuan teknologi informasi serta komunikasi menyebabkan hubungan anatara manusia menjadi sangat cepat dan tanpa batas. Dengan adanya kemajuan ini memudahkan proses transaksi dan pertukaran informasi dari berbagai belahan dunia yang masuk ke Indonesia secara bebas dan tentunya akan mempengaruhi identitas nasional.

Dalam identitas nasional, budaya adalah salah satu faktor penentu jati diri bangsa. Budaya asing yang masuk ke Indonesia tentunya akan memengaruhi kualitas identitas nasional yang telah terbentuk selama ini. Seperti halnya beberapa menu makanan dan tata budaya lokal mulai terasa asing diterapkan dan mulai ditinggalkan. Pergeseran ini dapat kita lihat terutama pada masyarakat perkotaan yang telah mengalami akulturasi dari berbagai budaya, karena masyarakatnya yang bersikap heterogen contohya dapat terlihat pada acara-acara pesta pernikahan tertentu yang diadakan di perkotaan, dimana para pasangan pengantin tidak lagi menggunakan pakaian adat mereka. Melainkan memakai jas dan gaun.

Dalam arus globalisasi kita selaku masyarakat yang berpendidikan tentunya akan lebih baik jika kita tetap mempertahankan dan mengembangkan budaya nasional yang telah ada sejak dulu. Kemudian daripada itu kita sebagai generasi penerus bangsa yang baik hendaknya selelu memberikan dan memprioritskan budaya daerah dan tetap melakukan filtrasi terhadap budaya daerah yang masuk dan bebas berkembang di nusantara.

Contoh penerapan upaya filtrasi terhadap pengikisan budaya nasional adalah:

1.      Menanamkan pentingnya menjaga budaya daerah di lingkungan masyarakat tempat tinggal.

2.      Turut serta mendukung pelestarian budaya daerah di Indonesia

3.      Mengadakan acara gelar seni di daerah dengan tuuan utama untuk memperkenalkan budaya daerah pada generasi generasi penerus bangsa.

4.      Meningkatkan kewaspadaan dan saling menasehati satu sama lain agar proses penyaringan budaya asing yang masuk dapat berjalan dengan baik.

2.4   Cara Mempertahankan Identitas Nasional Melalui Pendidikan Multikultural dengan Kearifan Lokal.

Sistem pendidikan yang berakar pada kebudayaan nasional adalah sistem pendidikan yang dinilai tepat untuk mengajarkan ilmu pengetahuan tentang kemajemukan bangsa.Integrasi pendidikan dan kebudayaan nasional akan memperkokoh identitas nasional yang dapat menumbuhkan rasa kebanggaan, sikap nasionalisme dan sikap patriotisme terhadap bangsa dan negara.

Kemajemukan dalam bidang budaya, ras, suku, agama, bahasa, sumber daya merupakan tantangan bagi identitas nasional Indonesia. Jika dapat dikelola dengan baik, maka kemajemukan akan mendatangkan kemakmuran dan memperkokoh persatuan dan kesatuan. Akan tetapi, jika tidak dapat dikelola dengan baik, maka kemajemukan berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa dan instabilitas multidimensional. Oleh karena itu, kemajemukan menuntut sikap dan perilaku masyarakat Indonesia yang berwawasan multikultural dan bertoleransi tinggi. Pendidikan multikultural merupakan salah satu langkah dalam merespon multikulturalisme. Banks mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai konsep, ide atau falsafah dari suatu rangkaian kepercayaan (set of believe) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara. Dengan kata lain, pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang menjunjung tinggi persamaan hak, harkat dan martabat individu atau kelompok sebagai respon terhadap keberagaman dalam masyarakat majemuk. Oleh karena itu, integrasi pendidikan multikultural dan pendidikan berbasis kearifan lokal memiliki kontribusi yang penting karena kearifan lokal atau local wisdom adalah pilar dari kebudayaan nasional yang diadopsi menjadi nilai-nilai luhur Pancasila. Hanyutnya nilai-nilai Pancasila dalam arus globalisasi yang ditandai dengan berbagai fenomena sosial menimbulkan kekhawatiran dan keprihatinan terhadap masa depan Indonesia. Oleh karena itu, penguatan identitas nasional melalui aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan multikultural diharapkan dapat menumbuhkan optimisme baru bagi masa depan generasi Indonesia yang lebih baik. Bahwa implementasi pendidikan multikultural di Indonesia harus berpondasi pada realitas bangsa Indonesia dan kearifan lokal dalam makna luas dengan memperhatikan karakteristik bangsa dan budaya Indonesia. Penguatan identitas nasional melalui pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal bertujuan untuk mewujudkan warga negara yang memiliki kesadaran kewarganegaraan multikultural yaitu warga negara yang sadar terhadap arti penting identitas nasional, persamaan harkat dan martabat manusia, serta penghargaan terhadap keberagaman dan kebhinekaan dengan tetap mengakui, melindungi dan memelihara nilai-nilai kearifan lokal dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya:

1.      Integrasi pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal dalam desain kurikulum. Pada konteks pembelajaran, pendidikan multikultural harus terintegrasi pada semua bidang ilmu baik secara implisit maupun secara eksplisit.

2.      Optimalisasi pendidikan kewarganegaraan berbasis multikultural dan kearifan lokal. Indonesia adalah negara multikultur dengan berbagai keberagaman yang salah satunya adalah keragaman budaya daerah. Budaya daerah adalah bagian dari nilai-nilai kearifan lokal yang menunjukkan identitas suatu wilayah. Pada satu sisi keragaman budaya daerah menjadi sumber kekayaan budaya nasional. Akan tetapi disisi lain keragaman budaya daerah juga berpotensi menimbulkan konflik. Oleh karena itu, disinilah letak penting Pendidikan Kewarganegaraan berwawasan multikultural dan kearifan lokal sebagai disiplin ilmu untuk mengajarkan wawasan kebangsaan yang digali dari nilai-nilai budaya daerah dan kearifan lokal kemudian didukung dengan pengajaran ilmu pengetahuan tentang toleransi, kerukunan, hak asasi manusia, konstitusi, hukum, dan penghargaan terhadap budaya bangsa.

3.      Penempatan pendidikan multikultural sebagai falsafah pendidikan, pendekatan pendidikan, bidang kajian dan bidang studi. Penempatan pendidikan multikultural sebagai falsafah pendidikan memiliki arti bahwa pandangan terhadap kekayaan keberagaman budaya Indonesia hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar di Indonesia. Pendidikan multikultural sebagai pendekatan pendidikan berarti penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan yang kontekstual dan memperhatikan keragaman budaya Indonesia.

3.1   Kesimpulan

Dari artikel diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Identitas Nasional berasal dari kata identity yang berarti ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada sesuatu yang membedakan dengan yang lain dan kata Nasional yang berarti kelompok lebih besar yang diikat oleh kesamaan fisik seperti budaya, agama, dan bahasa dan kesamaan non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Jadi Identitas nasional adalah suatu jati diri yang khas yang dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa lain, sehingga tampak ciri-ciri yang berbeda diantara bangsa Indonesia dan bangsa lain. Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentukan identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa. Dari ciri-ciri bangsa yang dinilai dari kemajemukan bagasa tersebut maka unsur-unsur identitas nasional dapat kita rumuskan menjadi 3 bagian yaitu identitas fundamental, instrumental, alamiah.

Contoh penerapan upaya filtrasi terhadap pengikisan budaya nasional adalah: Menanamkan pentingnya menjaga budaya daerah, Mendukung pelestarian budaya daerah, Mengadakan acara gelar seni di daerah, Meningkatkan kewaspadaan dan saling menasehati satu sama lain. Sistem pendidikan yang berakar pada kebudayaan nasional adalah sistem pendidikan yang dinilai tepat untuk mengajarkan ilmu pengetahuan tentang kemajemukan bangsa.Integrasi pendidikan dan kebudayaan nasional akan memperkokoh identitas nasional yang dapat menumbuhkan rasa kebanggaan, sikap nasionalisme dan sikap patriotisme terhadap bangsa dan negara. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya: Integrasi pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal, Optimalisasi pendidikan kewarganegaraan berbasis multikultural, Penempatan pendidikan multikultural sebagai falsafah pendidikan.


3.2   Daftar Pustaka dan Daftar Rujukan.

Ridwan, Nurma Ali. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Ibda, Vol. 5, No. 1, Jan-Jun 2007, 27-38.

Widodo, Wahyu., dkk. (2015). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Andi.

http://repository.upy.ac.id/1242/1/5.%20Ari%20Setiarsih.pdf

file:///C:/Users/Achmad%20Irfanda/Downloads/bab-03-identitas-nasional.pdf

http://infoblog971.blogspot.com/2016/01/mempertahankan-identitas-nasional-di-era-globalisasi.html

 

 


Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Sistem Informasi

Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Sistem Informasi


Selain Ali Imran yang Dikutip Putin, Ini Ayat Alquran tentang ...

Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Sistem Informasi

وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٥٢)

Artinya : “Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat orang-orang yang beriman” (Q.s Al-araf;52).

Berdasarkan atas QS. Al A’raaf: 52 seperti yang sudah disebutkan di atas, Al Qur’an sudah seharusnya diposisikan sebagai sumber informasi, sumber data-data serta sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan alam semesta dengan segala kehidupan yang ada di dalamnya. Dengan demikian kita menjadikan Al Qur’an bukan semata-mata sebagai postulat teologis tetapi sekaligus juga memposisikannya sebagai sumber teori. Elaborasi yang dilakukan terhadap konstruk-konstruk teoritis Al Qur’an yang demikian tadi pada akhirnya akan menghasilkan perumusan-perumusan teoritis yang dapat dipakai untuk membangun perspektif Al Qur’an di dalam memahami realita kehidupan.

Ayat Al-Quran Yang Berkaitan Dengan Sistem Informasi

 

وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٥٢)

Artinya : “Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat orang-orang yang beriman” (Q.s Al-araf;52).

Berdasarkan atas QS. Al A’raaf: 52 seperti yang sudah disebutkan di atas, Al Qur’an sudah seharusnya diposisikan sebagai sumber informasi, sumber data-data serta sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan alam semesta dengan segala kehidupan yang ada di dalamnya. Dengan demikian kita menjadikan Al Qur’an bukan semata-mata sebagai postulat teologis tetapi sekaligus juga memposisikannya sebagai sumber teori. Elaborasi yang dilakukan terhadap konstruk-konstruk teoritis Al Qur’an yang demikian tadi pada akhirnya akan menghasilkan perumusan-perumusan teoritis yang dapat dipakai untuk membangun perspektif Al Qur’an di dalam memahami realita kehidupan. 

Dari QS. Al A’raaf: 52, seperti yang telah disebutkan di atas,  kalimat yang menyatakan Kami jelaskan atas dasar-dasar ilmu pengetahuan dari Kami sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dapat diintepretasikan bahwa cara penyusunan Al Qur’an sudah sesuai dengan dasar-dasar penyusunan karya imiah masa kini. Pola penyusunannya tersebut merupakan petunjuk untuk menggali keilmuan atau rahmat yang berguna di dalam kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan kata-kata ilmu pengetahuan dari Kami mengisyaratkan adanya perbedaan yang menyangkut masalah kelengkapan antara ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan masa kini yang dikembangkan oleh orang-orang Barat.

[Mereka yang enggan mengikuti pada apa yg telah di turunkan Allah Swt.]

 

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُون

Artinya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”(Q.s Al-baqarah 2;170).

setiap sistim pada dasarnyabersifat terbuka, dia bersifat responsif terhadap adanya stimulasi yang disebabkan karena adanya interaksi dengan lingkungan. Karena berasal dari penjelasan Tuhan, maka ayat-ayat kauliah maupun susunannya bersifat konstan, tidak berubah-ubah atau dengan kata lain sudah dibakukan. Pada pihak lain, ayat-ayat kauiniah bersifat dinamis, berubah-ubah terus sesuai dengan kebutuhan hidup manusianya, namun selalu cenderung kembali ke kodratnya dia yang secara total tunduk dan patuh terhadap hukum alam (sunatullah). Adanya kondisi yang demikian ini, maka kajian terhadap Al Qur’an seharusnya juga bersifat dinamis sehingga tetap bersifat responsible terhadap realitas yang dinamis tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Tuhan sendiri melalui beberapa ayatnya menganjurkan bahwa hendaknya manusia  tidak bersikap menutup diri terhadap dinamika yang terjadi di realitas. Anjuran yang demikian tadi lain ditunjukkan oleh ayat berikut ini.

 

Al-Quran memerintahkan manusia untuk terus berusaha meningkatkan ilmunya. Diciptakannya dua obyek ilmu itu adalah untuk mengenalkan yang maha benar yaitu,Allah. Dengan demikian tidak bisa dipisahkan antara ilmu dengan Allah.

1.                 Kanteks Ilmu Menurut Al-Qur’an

Di dunia barat terjadi dikotomi antara fakta dan nilai. Teori ini disebut konsep netralitas ilmu yang berarti terjadi pemisahan antara etika dan ilmu.

Dalam Islam harus terpadu antar ilmu, etika, dan agama. Kita perhatikan firman Allah dalam surat Al-Luqman ayat 20 :

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلا هُدًى وَلا كِتَابٍ مُنِيرٍ (٢٠)

Artinya : “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan” (Q.s Al-luqman;20).

2.      Dasar-dasar Informatika Dalam Wawasan Islam

1.                 Hakikat Informasi

Informasi, maklumat atau apa-apa yang diketahui dinamai informasi pasif. Sedang informasi yang aktif disebut kode. Dan kode bisa disebut data.

Kode dan data bagaikan ilmu dan amal. Kode dan data terdapat pemikiran yang berkaitan dan ini disebut algoritma.

Algoritma menentukan pilihan untuk menghasilkan sesuatu yang berupa program. Hasil program adalah berupa informasi yag kemudian menjadi ilmu.

2.                 Rekayasa Informatika Dalam Pandangan Islam

Proses Informatika dalam suatu computer merupakan hasil rekayasa dengan tujuan tertentu. Dalam merekayasa harus memakai norma-norma Islam yang tidak boleh bertentangan dengan dalil akli dan berdasarkan Al-Quran dan sunnah nabi. Harus bermanfaat bagi manusia.